Tugu Lingga merupakan maskot kebanggaan rakyat Sumedang. Bangunan yang bentuknya unik ini terletak persis di tengah alun-alun Sumedang. Anehnya, banyak yang anggap tugu ini sebagai makam Pangeran Aria Suriaatmadja, mantan Bupati Sumedang yang kesohor tempo dulu. Akibatnya, banyak yang ziarah ke tugu ini. Tentu saja mereka salah kaprah.
Menilik latar belakang sejarahnya, wajar bila Tugu Lingga dijadikan maskot kebanggaan rakyat Kabupaten Sumedang. Sebab selain lambang gengsi, tugu ini juga merupakan peninggalan sejarah masa silam. Yakni ketika Sumedang diperintah Pangeran Aria Suriaatmadja (1883-1919). Tidak heran bila gambar tugu ini, terpampang dibaju para Pegawai Negeri di lingkungan Pemkab Sumedang. Itu merupakan penghormatan yang tinggi kepada pembuat tugu dan jasa-jasanya, yang tiada lain.
Agaknya itulah satu-satunya bangunan unik yang didirikan seorang Bupati pada zamannya. Sebab kebanyakan, para penguasa ataupun raja kala itu, lebih senang membuat Tugu atau prasasti, tidak berbentuk lingga bulat seperti itu. Lalu, siapa yang punya ide membuatnya? Menurut keterangan, tugu ini dibangun atas prakarsa Pangeran Aria Suriaatmadja ketika masih menjabat Bupati Sumedang. Ada beberapa versi soal tujuan Pangeran Aria membangun Tugu Lingga. Ada yang menyebut tugu itu sebagai lambang gengsi pemerintah waktu itu. Sehingga tugu dibuat seindah mungkin dan diletakkan di depan pendapa kabupaten.
Namun ada pula yang mengatakan, pembangunan Tugu Lingga sebagai proyek rahasia. Bupati Aria kala itu mempunyai tujuan khusus. Tugu lingga yang berbentuk bulat seperti teropong bintang mungil itu, merupakan ruangan kosong khusus untuk menyimpan surat-surat penting dan pusaka-pusaka peninggalan Kerajaan Sumedang Larang. Ini bisa dimaklumi, sebab Pangeran Aria Suriaatmadja adalah keturunan Raja Sumedang Larang. Konon, pembuatannya pun diangap sebagai proyek rahasia yang hanya diketahui beberapa petinggi Kabupaten, dan kalangan keluarga raja.
Untuk melaksanakan niatnya itu, Bupati mempercayakan pembuatan rancangannya kepada seorang arsitek asal Belanda bernama J.Z. Van Dijek. Sedangkan juru pelaksana dipercayakan kepada putra daerah bernama Ki Suma. Ki Suma juga dibantu ahli tembok yang juga mengambil putera daerah, ditambah 50 orang pekerja biasa. Melalui kerja maraton, tugu ini rampung dalam waktu dua bulan. Selama dalam proses penyelesaian, konon pekerja kerap mendapat gangguan dari mahluk-mahluk halus.
Bentuk-bentuk gangguan itu berupa teror-teror gaib seperti penampakan wujud menakutkan kepada para pekerja. Tidak jarang pula ada yang merasuki para pekerja. Akibatnya, banyak diantara pekerja yang takut untuk meneruskan pekerjaannya. Untunglah, pangeran Aria segera tanggap dan memberikan kekuatan mental kepada para pekerja. Sehingga tidak ada seorang pun yang cidera akibat teror-teror mahluk halus itu.
Lorong Rahasia
Setelah bangunan tugu rampung, peresmian dilakukan dengan upacara besar. Banyak petinggi dan pejabat-pejabat penting di negeri jajahan Hindia Belanda yang datang ke Sumedang. Uniknya, meski usianya sudah hampir mencapai 2 abad, sebagian masyarakat Sumedang masih yakin bila Tugu Lingga merupakan makam Pangeran Aria Suriaatmadja. Sampai-sampai mereka menyebutnya “Lingga Tebet”. Entah apa maksudnya. Lantas, benarkah itu makam Pangeran Aria?
Menurut keterangan, Pangeran Aria Suriaatmadja wafat di Mekkah pada tahun 1921. Karena itulah rakyat Sumedang memberi gelar tambahan kepada sang bupati dengan nama Pangeran Mekkah. Meski begitu, seperti diungkap seorang tokoh di sana, tidak seluruh rakyat Sumedang mengetahui hal itu. Sehingga banyak rakyat yang menganggap Tugu Lingga sebagai makam Pangeran Aria makamnya.
Keyakinan Tugu Lingga sebagai makam Pangeran Aria ternyata semakin tebal di kalangan sebagian rakyat Sumedang. Sehingga tidak mengherankan bila banyak orang yang sengaja datang untuk berziarah dan menaburkan bunga-bunga aneka warna ke sekitar Lingga. Tidak sedikit diantara peziarah yang meminta berkah dari kekuatan Lingga. Bahkan pada malam-malam tertentu, seperti malam Jumat dan bulan Maulud, ada saja yang tidur disekitar tugu. “Di dalam Tugu Lingga itu tidak ada apa-apanya. Hanya tempat menyimpan tanda-tanda penghargaan dari Pemerintah Belanda dan berbagai pihak atas jasa-jasa Pangeran Aria,” tuturnya.
Tugu Lingga memang seperti menyimpan misteri. Dari bentuknya saja, orang akan mudah bertanya-tanya: bangunan apa itu? Sebagian orang juga menganggap tugu itu keramat. Prasasti yang terpampang didepan tugu itu, sepertinya belum cukup menjawab rasa penasaran orang tentang seluk beluk Lingga. Di bawah Tugu Lingga, memang ada ruangan tempat menyimpan berbagai tanda jasa untuk Pangeran Aria. Selain itu, konon surat-surat dan arsip-arsip penting peninggalan Kerajaan Sumedang Larang juga tersimpan di ruangan itu.
Kabar lain juga menyebut, di bawah tugu Lingga ada lorong bawah tanah yang berhubungan dengan pendapa kabupaten (kantor Bupati). Lorong itu sengaja dibuat secara rahasia, sebagai tempat penyelamatan bila sewaktu-waktu datang serangan musuh. Sejauh mana kebenarannya, memang masih silang pendapat di kalangan masyarakat. Namun yang pasti, sebagai benda bersejarah, tugu ini seperti kurang mendapat perhatian pemerintah. Terlihat dari perawatan tugu yang terkesan kurang apik. Sebab meski dipagari dengan besi yang kokoh, tapi tubuh Lingga tampak ditumbuhi lumut yang merusak keindahannya.
Comments